Loggo Tutorial Blog dan Seo
Amole, Nimao, Koyao, Wao, Yepyum, Kaonak, Kaipase, Amakanie, Selamat Datang dan Terima Kasih atas Kunjungan Anda Di Blogspot IPMAMI SESAL

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 02 Juni 2014

TABIAT MANUSIA

Tabiat Mnusia
===========
Ingin dihargai tapi sulit menghargai sesama;
Ingin dikasihi tapi sulit mengasihi sesama;
Ingin diperhatikan tapi sulit memperhatikan sesama;
Ingin tidak disakiti tapi mudah menakiti sesama;
Ingin didengari tapi sulit mendengarkan sesama;
Ingin diterima oleh sesama tapi sulit meneri sesama;
Ingin disapa tapi sulit menyapa sesama;
Ingin orang lain bertanggung jawab tapi sendiri cuwek dan sulit bertanggung jawab;
Ingin orang lain tidak berontak tapi sendiri masih berontak;
Ingin orang lain tidak berprinsip tapi sendiri masih berprinsip;
Ingin orang lain tetap mempertahankan kesepakatan tapi sendiri masih menyangkal;
Ingin orang lain tidak perbodohi tapi mudah membodohi;
Ingin sukses tapi mengingini orang lain gagal;
Ingin bersatu tapi sendiri penentang;
Ingin penyesuaian diri tapi sulit menyesuaikan diri;
Ingin tidak dibohongi tapi mudah membohongi;
Ingin rasa benar tapi belum tentu benar;
Ingin perlakuan orang lain menegakkan keadilan, kebenaran dan kejujuran tapi sendiri sulit menerapkannya dan lain-lain.
Akhirnya kita bisa rasa saya di posisi mana. Berapa kelemahan dan kelebihan yang saya miliki?... 
Hal mana yang paling menonjola dalam diriku.
Setelah menyelidiki ada dua opsi :
 (1) Boleh berubah jika merasa tidak pantas
 (2) Boleh meningkatkan jika merasa benar. dll. (Yulianus Madai)

Selasa, 27 Mei 2014

Mahasiswa Papua Tolak Rencana Pemekaran Agimuka

Kantor Distrik Agimuka. Foto: Ist

Jakarta, Mahasiswa Papua asal Mimika di Jakarta menolak tegas rencana pembentukan daerah otonom baru dari Kabupaten Mimika, Provinsi yakni Kabupaten Agumuka.

Penolakan disampaikan oleh Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Kabupaten Mimika,  Victor Hiller Tsenawatme atas nama mahasiswa Mimika, khususnya yang berasal dari Distrik Agimuka. Kata dia, mahasiswa Papua asal distrik Agimuga Kabupaten Mimika menolak tegas rencana pemekaran distrik Agimuga menjadi daerah otonom baru.

"Suart yang dikeluarkan oleh Presiden Republik Indonesia tertanggal: Jakarta, 27 Februari 2014 dengan nomor surat: R13/Pres/02/2014 tentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Pembentukan 22 kabupaten/kota itu salah satunya adalah Agimuga. Surat tersebut ditujukan kepada DPRI agar RUU tentang pembentukan kabupaten/kota bisa disidangkan kemudian disahkan yang sifatnya sangat segera," tulisnya dalam keterangan yang diterima, Selasa, (27/05/14).

"Kami melihat kasus perencanaan pembentukan pemekaran distrik Agimuga menjadi wilayah pemekaran dari Kabupaten induk Mimika telah menimbulkan sikap pro dan kontra di berbagai kalangan politisi, tokoh masyarakat, toko perempuan, pejabat pemerintah, kaum intelektual (mahasiswa) Amungme. Mereka hanya memperdebatkan manfaat ataupun kerugian dan daerah adat yang timbul dari banyaknya contoh wilayah yang dimekarkan di Provinsi Papua," tulisnya.

Dijelaskannya, tim pemekaran menyatakan bahwa pemekaran akan membuka peluang terjadinya bureaucratic and political rent-seeking, yakni kesempatan untuk memperoleh keuntungan dana, baik dari pemerintah pusat maupun dari penerimaan daerah sendiri (elit pemerintah, politis dan ekonomi). Hal ini menyebabkan terjadinya suatu perekonomian daerah berbiaya tinggi.

"Lebih jauh lagi dipandang dari pihak kontra (Mahasiswa Agimuga) pemekaran distrik Agimuga menjadi kabupaten dipandang merupakan bisnis kelompok elit di daerah yang sekedar menginginkan jabatan dan posisi tanpa memperhatikan dan memperdulikan nasib rakyat," kata mereka.

Mahasiswa lain, Thomas Edison Pigai berpandangan, pemekaran wilayah perlu dilihat dari berbagai aspek. Aspek-aspek yang perlu menjadi perhatian adalah jumlah penduduk, sumber daya manusia (SDM), luas wilayah, kepadatan penduduk, pendapatan penduduk, sumber daya alam (SDA), dan aspek lainnya yang bisa mendukung dimekarkannya suatu wilayah menjadi kabupaten.

"Dilihat dari aspek-aspek di atas, Agimuga tidak dimungkinkan atau tidak layak untuk dimekarkan menjadi kabupaten karena jumlah penduduknya sebesar 701, luas wilayahnya 1772 km2, kepadatan penduduk 0,4 jiwa/km2 dan jarak antar Ibu kota distrik ke Ibu kota kabupaten adalah 87,5 km," kata dia.

Sumber daya manusia di distrik Agimuga, kata dia, rata-rata lulusan SMP dan sebagian kecil lulusan SMA. Sedangkan lulusan perguruan tinggi atau sarjana jumlahnya pun sangat sedikit. Mata pencarian masyarakat setempat  adalah petani dan nelayan dengan rata-rata pendapatan per hari Rp5.000,- s..d. Rp. 15.000,-. (lima ribu rupiah lima belas ribu rupiah).

Kata dia, "Kabupaten induk Mimika saja tidak mengakomodir putra-putri asli Timika untuk duduk di pemerintahan dan mengatur daerahnya. Malah sebagian besar pegawai negeri sipil di lingkup pemerintahan kabupaten Mimika adalah orang non-Papua dan sebagian lagi saudara-saudara se-Papua yang lain. Sedangkan pribumi Kabupaten Mimika hanya menjadi penonton di atas tanahnya sendiri. Jika demikian, distrik Agimuga dimekarkan menjadi kabupaten  untuk siapa kalau kabupaten induk saja sudah seperti ini?"

 Lebih jauh, mahasiswa menilai, semua kebijakan dalam pembangunan di kabupaten Mimika tidak pernah berpihak kepada pribumi setempat, yaitu suku Amungme dan Kamoro. Malah pribumi Amungme dan Kamoro dijadikan objek oleh para elit lokal, provinsi, dan pusat untuk kepentingan pribadi dan kelompok semata.

Lebih parahnya lagi, tulis mahasiswa, Kabupaten Mimika dijadikan arena perebutan kekuasaan dengan mengadu domba masyarakat kecil yang tidak tahu dengan konflik-konflik kepentingan yang dibangun oleh elit-elit lokal, provinsi dan pusat.

"Melihat berbagai persoalan di atas, kami Mahasiswa asal Distrik Agimuga kabupaten Mimika Papua menolak dengan tegas Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Pembentukan Kabupaten Agimuga disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI)," tulisnya. 

Mahasiswa menilai, bila distrik Agimuga dimekarkan maka cenderungnya akan memicu terjadinya konflik sosial atau adu kekuasaan. Fakta ini  telah terbukti terjadi di Kabupaten induk Mimika, misalnya kasus konflik antara  kelompok dan berbagai konflik lainnya di seluruh tanah Papua khususnya dan pada umumnya di penjuru tanah air. (Yermias Degei)
 
Sumber : http://majalahselangkah.com

Senin, 26 Mei 2014

Jangan Takut, Sebab Tuhan Berkuasa


~Ketika kerjamu ... Tϊđακ dihargai
» maka saat itu ... kau sedang belajar tentang
» Κ E Τ U L U Ș A N «

~Ketika usahamu dinilai ...Tϊđακ penting

» maka saat itu ....... kau sedang belajar tentang:
» Κ E I Κ Н L A Ș A И «

~Ketika hatimu ... terluka sangat dalam,
» maka saat itu ..... kau sedang belajar tentang:
» М E М A A F Κ A И «

~Ketika kau harus ....... Lelah & Kecewa
» maka saat itu ...... kau sedang belajar tentang:
» Κ E Ș U И G G U Н A И «

~Ketika kau merasa ..... Sepi & Sendiri
» maka saat itu ...... kau sedang belajar tentang:
» Κ E Τ A И G G U Н A И «

~Ketika kau harus ..... Menghadapi pilihan yang Sulit
» maka saat itu ...... kau sedang belajar tentang:
» Κ E B I J A K S A N A A N «

~Ketika kau harus ... ..... membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung
» maka saat itu ...... kau sedang belajar tentang:
» K E M U R A H – H A T I A N «

Kuncinya adalah :
Tetap semangat....
Tetap sabar.. ..
Tetap tersenyum....
Terus belajar..

Karena kau sedang menimba ilmu di ..... Universitas KEHIDUPAN.
Engkau berada di tempatmu yang sekarang adalah ...... Bukan karena KEBETULAN.

Karena Orang Hebat Tidak Pernah Dihasilkan hanya melalui .....
Kemudahan ....... Kesenangan ....... Ketenangan

Orang Hebat akan díbentuk melalui ..... Kesukaran ...... Penderitaan .......
Melalui Tantangan dan ..... Bahkan kadang harus dilalui dengan Air Mata .

Pelaut Hebat tak bisa dihasilkan dari lautan yg selalu tenang .
Pilot Handal pun tak bisa dihasilkan tanpa mengahadapi kesulitan .

Ketika engkau mengalami sesuatu yg sangat berat dαņ merasa dítinggalkan sendiri dlm hidup ini ...
Angkatlah Tangan dαņ Kepalamu ke atas ......
Berdoalah Kepada Tuhan mu , Tataplah masa depanmu .

Ketahuilah..... Semua itu adalah Persiapan untuk menjαdî Orang yg Luar Biasa.

Yakinlah dan tetaplah berusaha untuk ... Нαri ini yang bisa lebih Baik dari hari kemarin dan .... Hari Esok yang lebih baik lagi dari Hari ini .

Silahkan dibagikan, Tuhan Yesus memberkati selalu.
.
(Admin)

              Sumber dari : Facebook Emelianus Enago Wakei )

Rabu, 21 Mei 2014

Diduga Korupsi Dana Pendidikan Rp 10 M, 2 PNS Papua Ditahan

Ilustrasi (liputan6)
Papua - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Papua menahan dua orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diduga korupsi dana block grand APBN 2012, sebesar Rp 10,2 miliar.

Dana tersebut seharusnya untuk merehabilitasi 25 sekolah tingkat dasar di Kabupaten Supiori. Kenyataannya, dana tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi keduanya.

Kedua PNS itu adalah Titus Ariks Amunauw selaku staf Dinas Pendidikan Kabupaten Supiori dan Septinus Inggabow, pensiunan dinas pendidikan setempat.

Kepala Penerangan Hukum Kejati Papua Obeth Ansanay mengatakan, penahanan keduanya karena di dalam penyelidikan keduanya diduga melanggar Pasal 2 dan Pasal 3 UU Tipikor Nomor 31 Tahun 1999.

"Tersangka Titus diduga melanggar prosedur dengan melakukan penunjukkan langsung kepada CV Rasrima, yang merupakan perusahaan milik Septinus, dalam rangka untuk pengerjaan proyek rehabilitasi sekolah," ujar Obeth, Papua, Sabtu (17/5/2014).

Padahal sesuai Petunjuk Pelaksaan dan Petunjuk Teknis, setelah dana cair harus disalurkan kepada pihak sekolah. Nantinya pihak sekolah yang menentukan pengerjaanya. Tetapi, Titus yang mengatasnamakan Dinas Pendidikan Supiori, malah menunjuk rekanan perusahaan tersebut.

 "Lebih dari 20 orang telah kami periksa sebagai saksi dalam kasus ini. Kami terus mendalami dugaan keterlibatan tersangka lainnya," pungkas Obeth. (Admin)

Sumber : www.liputan6.com

Sikapi Konflik Timika, Ratusan Mahasiswa Datangi Kantor Gubernur

Kepala Suku Besar Timika di Jayapura, Yohanes Magai, sedang orasi di depan ratusan mahasiswa. Foto: Dok. MS.

Jayapura, Menilai pemerintah provinsi Papua membiarkan berlarut-larut  konflik di Timika tanpa upaya penyelesaian, ratusan mahasiswa Papua datangi kantor gubernur di Dok 2 Jayapura, Rabu (21/5).
 
Sejak beberapa bulan yang lalu, terjadi konflik antar suku di Timika, sudah 18 warga sipil tewas.

"Gubernur Papua segera seriusi masalah di Timika, segera bentuk tim investigasi," kata salah satu orator, Elius Pekey.

Mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam demo meminta kepada pemerintah provinsi Papua dan semua stakeholder untuk segera menuntaskan masalah yang terjadi.

Hal senada juga diungkapkan kepala suku besar kabupaten Mimika di Jayapura, Yohanes Magai. Ia meminta para petinggi pejabat di tanah Papua untuk segera menyelesaikan konflik di Timika.

"Gubernur, Wakil Gubernur, ketua MRP, Wakapolda, Kapolresta semua anak daerah. Kenapa semua tidak bergerak dan membiarkan masalah ini terus terjadi?" teriaknya emosional.

Massa aksi yang datang diterima Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua, Herry Dosinaen. Ia mengatakan, selama ini pemerintah Papua tidak tinggal diam.

"Kepolisian dan Pemerintah Daerah sudah turun ke lapangan," begitu klaim Sekda.

Pemerintah Provinsi Papua, kata Herry, sudah siapkan radiogram dan akan kirim kepada seluruh bupati daerah pegunungan untuk tanggal 26 Mei turun ke Timika.

"Semua elemen akan bertemu di Timika, baik pemerintah provinsi, Kapolda, Pangdam, MRP, DPRP, seluruh bupati se-pegunungan Papua untuk menyelesaikan konflik di sana," kata Herry lagi.

Sekda berharap agar jangan ada yang menjadi provokator.

Massa aksi lalu membacakan tuntutan mereka.

Pertama, Kami mahasiswa dan masyarakat meminta dengan tegas kepada gubernur, DPRP, MRP, 16 bupati se-pegunungan tengah, PT Freeport Indonesia, segera selesaikan konflik Timika.

Kedua, Kami mahasiswa dan masyarakat meminta dengan tegas kepada gubernur, Kapolda dan Pangdam,  berikan jaminan hukum positif penyelesaian dalam masalah.

Ketiga, Kami mahasiswa dan masyarakat meminta dengan tegas kepada gubernur, segera hentikan masyarakat yang mendulang ampas emas di kali Kabur dan memberikan jaminan kepada masyarakat yang pendulang emas, karena area pendulangan merupakan salah satu akar persoalan di Timika.

Keempat, Kami mahasiswa dan masyarakat meminta dengan tegas kepada pihak keamanan, para pelaku pembunuhan harus dihukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku. KUHP 338-340 tentang pembunuhan.

Kelima, Kami mahasiswa dan masyarakat meminta dengan tegas kepada pemerintah daerah Timika, pemerintah provinsi dan pihak keamanan, segera menutup toko-toko yang menjual minuman keras (miras) dan segera menghentikan peredaran miras di seluruh kota Timika karena itu merupakan salah satu pemicu terjadi konflik.

Keenam, Kami mahasiswa dan masyarakat meminta dengan tegas kepada Pemda Timika dan pihak keamanan, segera tertibkan mobil kaca gelap yang sedang dipakai pelaku. Semua mobil, baik mobil pribadi, mobil dinas, harus diwajibkan kaca putih. (Pilemon Keiya)

Sumber:http://majalahselangkah.com

ORANG PAPUA DIANGGAP BODOH dan Di JAJAH OLEH ORANG-ORANG TAK MANUSIAWI


Walaupun Saya Sedang Di Jayapura Papua, Saya Merasa Saya Bukan Di Jayapura. Saya Merasa Saya Ada Di Luar Jayapura Atau Di Luar Papua. Karena Penduduk Asli Papua Seakan Tidak Ada, Kekuasaan Di Bidang Ekonomi (Kios, Warung, Sopir, Pedagang Pasar) Mereka Yang Menguasai. 

Didalam Pemerintah bagian-bagian strategis mereka juga yang sedang bekerja orang Papua menjadi pejabat tetapi pejabat alias dengar-dengar staf bukan asli Papua. Di Bidang Hukum (Kejagung atau Kejati, Kepolisian, Tentara, Hakim) mereka mayoritas dan sedang berkuasa.

Lalu Orang Papua Sedang Dimana?
Mungkin karena Orang Papua Masih Dianggap BODOH (Tidak Tahu Apa-apa)
Mungkin Orang Papua Masih Dianggap MISKIN
Mungkin Orang Papua Orang Terjelek di Indonesia
Mungking Orang Papua Dianggap Terbelang

Lalu Siapa Yang Salah?
Orang Papua
Orang Luar Papua
Pejabat Asli Papua 

Sungguh saya hanya merlihat saja sudah merasa Tidak Berdaya dan hanya bisa merasa sedih dan menangis di dalam hati sambil berdoa.

TUHAN TOLONG KAMI, KAMI SEDANG DIJAJAH, DIPERBODOH DAN DIMANFAATKAN OLEH ORANG - ORANG YANG MEMILIKI TUJUAN-TUJUAN TERTENTU DIATAS TANAH YANG TUHAN BERIKAN UNTUK ORANG PAPUA INI!
(By : Dujan Kogoya)

Selasa, 20 Mei 2014

KONFLIK SECARA HORIZONTAL ATAU VARTIKAL DI TIMIKA DITERBITKAN OLEH AKTOR PEJABAT DAERAH


Konflik yang dinyatakan, konflik antara keluarga atau  suku yang secara horizontal atau vartikal di Timika disponsori oleh actor pejabat Daerah. Melihat secara jelas dihadapan para intelektual bahwa, konflik ini disponsori oleh actor tertentu yang diutamakan kepentingan politik daerah yang tidak bisa diatasi. Kata-kata pejuang Bangsa-Bangsa di dunia pernah katakan  dalam orasi politiknya bahwa, “Jika ada masalah  harus ada solusinya”, Namun kali ini baru temui dan jelas  bahwa konflik yang tidak ada kata berakhirannya.  
 
Perang saudara antar suku ditimika mulai sejak 27 Januari sampai 19 mei hari ini, belum ada tanda-tanda berdamai antara kedua kubu. Telah beberapa bulan yang lewat dan masuk tahunan yang dilewati tapi belum ada kabar berita yang terdengar dan termuat di media cetak maupun media elektronik bahwa, pejabat daerah dan keamanan terkait belum pernah yang turun tangani mengenai konflik ini. Ada apa dibalik ketidak tanganian masalah?, sementara masyarakat Timika sedang dalam kepanikan dan berjatuhan  nyawa hampir setiap hari. 
Dalam peribahasa pernah ditulis dan dimuat “Dimana ada Gula disitu ada Semut” artinya dimana ada konflik disitu ada pembasmi terutama adalah Pejabat Daerah itu sendiri sebagai pembasminya. Namun kali ini belum ada Nampak yang jelas mengatasi konflik suku yang terjadi Timika selama berbulan-bulan bahkan masuk tahunan. 
Hal diatas ini yang membuat masyarakat sebagian dan intelektual selalu bertanya-tanya mengenai konflik yang sedang berlangsung di timika yaitu: Apakah konflik ini disponsori oleh Gubernur ? Apakah  disponsori oleh DPR dan DPRD, sementara mereka dalam  pemilihan berlangsung?, Apakah disponsori oleh MRP? Atau pun DPRP?, Apakah sponsori oleh Bupati dan  pejabat terkait di seluruh wilayah di Papua.?. Jika memang prang suku ini belum ada kejelasan penyelesaian dan berakhirannya, maka pastilah bahwa ini disponsori oleh Orang-orang tertentu.
Konflik yang masuk pada konflik horizontal dan vartikal yang tidak bisa diatasi maka saat ini masuk pada konflik heterogen, sehingga konflik yang dilakukan di timika sangat merugikan kepentingan rakyat di Timika selama ini, namun penyebab trakhir positif dan negatifnya dikenakan seluruh daerah di Papua. Prang heterogen ini juga berkaitan dengan  masalah Politik, masalah kepentingan tertentu, masalah  Otonomi Daerah,  dan  sebagainya, hal demikian juga membuat Orang Papua Asli (OPA) sebagian orang dan  pendatang  bertepuk  tangan  untuk  mendukung menghabiskan yang sisa dari korban yang terjadi berjatuhan selama ini. Jika konflik ini brasal dari lahan kehidupan manusia, maka lihatlah letak secara Geografis, Topografi, Iklim, Demografi dan  potensi daerah yang ada di pulau Papua.
 
Selama ini diberbagai daerah di Papua Barat baik di propinsi Kabupaten /kota puluhan pemimpin yang duduk di birokrat pemerintahan, bangku (soffa), tetapi tidak akan ada perubahan dan penyelesaian masalah seperti ini di dalam masyarakat dan mereka menjadi pemompa konflik, sampai pada saat ini juga adanya pemilihan harus ada juga masyarakat miskin jadi korban  inilah yang pencipta situasi konflik di daerah.
Dalam pemilihan DPRD kali ini juga terjadi konflik keluarga secara individu-individu, berkelompok-kelompok,  dan  anatar  individu berkelompok, maka dalam  pendidikan politik dinyatakan tidak mampu di wilayah ini. Yang dikatakan  tidak mampu adalah Pencalek di seluruh wilayah pulau Papua. Pejabat-pejabat sekarang yang dipilih oleh masyarakat menjadi pemompa dan pencipta masalah, bukan pembasmi masalah.
Isu konflik yang terjadi di Timika juga akan terjadi juga di seluruh daerah di Papua, terutama Nabire juga ada isu-isu yang berkembang seperti itu selama ini. Pejabat daerah propinsi kabupaten dan intansi-intansi pemerintahan terkait belum ada kejelasan yang pasti mengenai pembasmi konflik keluarga/suku yang terjadi di Timika, maka pemberi rekomendasi konflik dan tidaknya adalah pemerintah daerah itu sendiri dan buakan siapa-siapa?
Konflik keluarga di timika yang menjadi konflik horizontal dan vartikal ini akan jadi damai ketika Pejabat yang terkait baik itu pejabat di propinsi maupun kabupaten duduk bersama, membangun sebuah pola yang bisa diterima oleh semua pihak di seluruh wilayah Papua. Jika tidak ada pola penyelesaian yang jelas maka bangunlah sebuah konflik Horizontal yang, Suku makan Suku, Keluarga makan Keluarga, Family makan Family, Orang Papua makan Orang Papua, Orang Pendatang makan Orang Pendatang, dan Orang Pendatang makan Orang Papua dan Orang Papua makan Orang Pendatang yang terjadi di wilayah ini. 
Pemerintah daerah lipat tangan dan keamanan juga istirahat dalam permasalahan yang terjadi di Timika, hal  ini adalah ada temuan bahwa, suku-suku tertentu di Papua Barat sudah musnah dan masih ada juga suku-suku tertentu sedang menuju kepunahan. Penemuan yang paling mengejutkan adalah hasil penemuan para peneliti dari Universitas Yale Amerika Serikat dan peneliti dari Australia yang menyimpulkan bahwa di Tanah Papua sedang terjadi praktek pemusnahan etnis (genocide). Yeri Madai)

Sumber :http://yerino-germanis.blogspot.com